Senin, 14 Mei 2012
Rabu, 09 Mei 2012
Love and Lost
Terduduk. Aku yang kini hanya menatap kosong ke arah
jendela, hanya bersandar di sebuah kursi. Diluar gelap, perlahan rintik gerimis
membasahi jalanan depan rumah. Sejenak aku merenung. Ada yang hilang. Ya, ada
yang hilang dalam benakku. Semua orang pasti pernah merasa kehilangan. Ini lah
hidup, mendapatkan sesuatu yang berharga dan kemudian kehilangannya. Bukan sesuatu
yang baru. Setiap insan pernah merasakannya. Kehilangan adalah hal yang wajar, tergantung bagaimana kita
menyikapinya.
Cinta. Satu kata yang memang punya berjuta makna. Cinta datang
dan pergi, dan kemudian hilang tak ada. Cinta adalah sesuatu absurd yang
membuat orang bahagia dan seketika dapat membuat orang menjadi gusar.
Cinta itu
milo hangat yang membuat nyaman yang meminumnya, manis, nikmat, dan jika lama
tak di minum, akan menjadi hambar dan perlu sedikit adukan untuk membuatnya
tampak manis kembali. Cinta itu...... ya banyak kata yang dapat menggambarkan
seperti apa cinta.
Kehilangan. Tak banyak yang bisa aku gambarkan ketika mendengar
kata kehilangan. rasanya memang seperti ada yang hilang dari diri ini. Terkadang
menangis tersedu adalah cara terbaik untuk melawan rasa sakit ketika
kehilangan. Bahkan adakalanya, menjadi bungkam adalah cara terbaik untuk
melawan perihnya. Harus kuat!
Ya, cinta dan kehilangan. klise memang. Namun adakalanya kesiapan itu belum ada ketika kita menghadapi sebuah kehilangan. Tegar dan hadapi, hanya itu kuncinya.
Dan aku tersadar betapa Tuhanku amat menyayangiku, Ia memberikan
aku nafas, menghirup dan menghembus. Bagaimana jika kita dapat menghirup namun
tak bisa menghembus? Tak balance. Ketika kita merasa kehilangan, Tuhan pasti
memberikan jalan keluarnya, layaknya menghirup dan jalan keluarnya adalah
menghembus. Tak banyak yang dapat aku lakukan ketika kehilangan.
Ikhlas. Hanya itu. Dan percaya Tuhan pasti menyiapkan
anugerah yang tersirat dari sebuah kehilangan. aku percaya Tuhan akan menggatikan
rasa sakit itu dengan sebongkah kebahagiaan yang besar. Bismillah.
Amalia Santhika
9 Mei 2012.
Langganan:
Postingan (Atom)